BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Al-Qur’an merupakan sumber segala
ilmu. Al-Qur’an menyebutkan tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses
kealaman lainnya, tentang penciptaan hewan, termasuk manusia yang didorong
hasrat ingin tahunya dan dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada
disekitarnya seperti keingintahuan tentang rahasia alam semesta.
Alam semesta merupakan sebuah bukti
kebesaran Tuhan, karena penciptaan alam semesta dari ketiadaan memerlukan
adanya Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Allah telah menciptakan alam semesta ini
dengan segala isinya untuk manusia dan telah menyatakan tentang
penciptaan alam semesta dalam ayat-ayatnya. Keinginantahuan manusia tentang
alam semesta tidak hanya membaca Al-Qur’an saja, akan tetapi juga
melakukan perintah Allah. Sehingga ia dapat menemukan kebenaran yang
dapat dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran Al-Qur’an, berdasarkan Q.S Yunus ayat: 101.
È@è% (#rãÝàR$# #s$tB Îû ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4
$tBur ÓÍ_øóè? àM»tFy$# âäY9$#ur `tã 7Qöqs% w tbqãZÏB÷sã ÇÊÉÊÈ
Artinya : Katakanlah,
"Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman".
Oleh karena itu tidak dapat
diragukan lagi bahwa penciptaan alam semesta dan isinya bukanlah produk dari
hasil pemikiran manusia, akan tetapi murni sebagai ciptaan Allah SWT.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud hukum alam
dalam penciptaan hewan ?
2. Apa yang di maksud dengan hewan
dalam Al-quran
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui penciptaan hewan
dalam hukum alam
2. Untuk mengetahui hewan dalam
Al-quran
BAB II
PEMBAHASAN
HEWAN DALAM AL-QUR’AN
2.1. Keseimbangan Ekosistem
Firman Allah Dalam al-Qur’an
NèdqãBtygsù ÂcøÎ*Î/ «!$# @tFs%ur ß¼ãr#y Vqä9%y` çm9s?#uäur ª!$# ù=ßJø9$# spyJò6Ïtø:$#ur ¼çmyJ¯=tãur $£JÏB âä!$t±o 3
wöqs9ur ßìøùy «!$# }¨$¨Y9$# OßgÒ÷èt/ <Ù÷èt7Î/ ÏNy|¡xÿ©9 ÙßöF{$# £`Å6»s9ur ©!$# rè @@ôÒsù n?tã úüÏJn=»yèø9$# ÇËÎÊÈ
Artinya : Seandainya Allah
tidak melindungi (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain,
pasti rusaklah bumi ini. (Q.S.Al-Baqarah, Ayat: 251).
Setelah dilakukan penelitian secara
mendalam pada dunia fauna, tampaklah suatu fenomena yang menakjubkan bahwa
ternyata setiab jenis binatang diciptakan bersama predatornya (pemangsa) yang
akan menghentikan dominasi jenis tersebut terhadap alam, baik karena jumlah
maupun keberagamannya. Suatu pengamatan dari Australia menunjukkan bahwa
sejenis virus yang biasa menyerang kelenjar liur kelinci, membuat kelinci yang
kerap merusak tanaman dan lahan pertanian terkena bengkak. Padahal sebelumnya,
para petani kewalahan menghentikan serangan kelinci itu, sehingga mereka
terpaksa harus membuat pagar sepanjang 700 mil.
Demikian halnya dengan tanaman kaktus yang tumbuh di
Australia. Tumbuhan jenis ini punah akibat serangga-serangga pemakan kaktus.
Padahal sebelum kaktus tersebut diserang sereangga, para pendudsuk Australia
merasa khawatir dibuatnya. Dengan demikian, virus yang menyerang kelinci tadi
terbukti berhasil melakukan sesuatu yang tidak sanggup dilakukan manusia
meskipun mereka telah mengerahkan segenap kemampuannya. Begitu pula serangga
kecil yang tampak begitu lemah, nyatanya mampu menghentikan pertumbuhan kaktus
liar tersebut.
Mungkin terlintas dalam fikiran kita
beberapa pertanyaan. Siapakah yang telah menciptakan mahluk untuk saling
memangsa sehingga ekosistem menjadi seimbang. Siapakah yang telah mengajari
mahluk-mahluk itu untuk saling bermusuhan, guna mencegah kerusakan bumi dan
seisinya. Orang-orang sesat akan menjawab,”Semuanya adalah kebetulan”.
Namun, Allah membantahnya
È@è% ª!$# (
¢OèO öNèdös Îû öNÍkÅÎöqyz tbqç7yèù=t ÇÒÊÈ
Artinya : "Katakanlah:
"Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan
Al Quran kepada mereka), biarkanlahmereka bermain-main dalam
kesesatannya(491).(QS.al-An’am[6]:91)[1]
2.2. Kehidupa
Semut dan Larva
Allah berfirman dalam surat An-Naml ayat: 18.
#Ó¨Lym !#sÎ) (#öqs?r& 4n?tã Ï#ur È@ôJ¨Y9$# ôMs9$s% ×'s#ôJtR $ygr'¯»t ã@ôJ¨Y9$# (#qè=äz÷$# öNà6uZÅ3»|¡tB w öNä3¨ZyJÏÜøts ß`»yJøn=ß ¼çnßqãZã_ur óOèdur w tbrããèô±o ÇÊÑÈ
Artinya : Hingga
apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari
Banyak ilmuan yang bertahun-tahun
melakukan penelitian mendalam tidak mampu menjelaskan perilaku sosial semut
yang begitu maju. Caryle P. Haskins, Ph.D., kepada institute Carnegie di
Washington menyatakan. Setelah 60 tahun mengamati dan mengkaji,masih takjub
melihat betapa canggihnya perilaku social semut. Semut merupakan model yang
indah untuk kita gunakan dalam mempelajari perilaku hewan.[2]
Sungguh sulit menjelaskan bagaimana
semut-semut ini mempertahankan ketertiban tanpa masalah, mengingat luasnya
tempat tinggal mereka. Harus diingat, untuk menegakkan hukum dan menjaga
ketertiban sosial, bahkan di Negara beradab dengan sedikit pendudukpun,
diperlukan berbagai kekuatan keamanan. Diperlukan pula staf administrasi yang
memimpin dan mengelola unit-unit ini. Kadang-kadang ketertiban pun tidak dapat
dijaga tanpa timbul masalah, meskipun telah diupayakan sekuat tenaga. Namun,
koloni semut tidak memerlukan polisi, satpam atau hansip sebagaimana halnya
manusia.
2.3. Rahasia
di Balik Sarang Laba-laba.
ù=Ï?ur ã@»sVøBF{$# $ygç/ÎôØnS Ĩ$¨Z=Ï9 (
$tBur !$ygè=É)÷èt wÎ) tbqßJÎ=»yèø9$# ÇÍÌÈ
Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.( Q.S, al-Ankabut Ayat:43.)
Para pakar laba-laba mengatakan
bahwa sarang laba-laba tidak dapat di gunakan untuk perlindungan apapun.
Satu-satunya fungsi sarang atau jaring itu adalah untuk menangkap mangsa, dan
setelh dilakukan penelitian terhadap beberapa jenis laba-laba, termasuk
laba-laba jenis Aranius diyadimatus, akhirnya di peroleh suatu
kesimpulan bahwa semua sarang laba-laba itu rapuh dan sama sekali tidak dapat
dipakai untu berlindung.
Kondisi jaring laba-laba mudah koyak
dan rusak. Biasanya, kerusakan sedikit saja akan segera meluas pada bagian yang
lain. Hal ini di sebabkan oleh lemahnya daya lekang yang ada pada bahan dasar
jarring tersebut. Oleh sebab itu, sekecil apapun kerusakan yang terdapat pada
sarang laba-laba akan membahayakan sarangnya secara keseluruhan.[3]
Dengan demikian betapa miripnya
sarang laba-laba yang rapuh ini dengan orang yang menuhankan sesuatu selain
Allah.
Allah berfirman dalam surat
al-Ankabut Ayat: 41.
perumpamaan orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah.
dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka
mengetahui.
Beberapa penelitian dan studi ilmiah
menegaskan bahwa sarang laba-laba terlalu tipis dan ringkih untuk dijadikan
perangkap. Demikianlah sarang laba-laba. Namun, kita tentu tidak perlu bertanya
tentang kerapuhan sarang tersebut. Sebab dalam hal ini Allah pun telah
berfirman,
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk
manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Q.S,
al-Ankabut Ayat: 43)
2.4. Susu
Sapi
Firman Allah :
¨bÎ)ur ö/ä3s9 Îû ÉO»yè÷RF{$# Zouö9Ïès9 (
/ä3É)ó¡S $®ÿÊeE Îû ¾ÏmÏRqäÜç/ .`ÏB Èû÷üt/ 7^ösù 5Qyur $·Yt7©9 $TÁÏ9%s{ $Zóͬ!$y tûüÎ/Ì»¤±=Ïj9 ÇÏÏÈ
Artinya : Dan
Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya. (Q.S, an-Nahl Ayat:66).
Susu merupakan mukjizat yang Allah
tanamkan dalam tubuh binatang ternak. Keterangan mengenai hal ini telah diulas
oleh al-Qur’an, jauh sebelum ilmu pengetahuan modern mampu menganalisisnya.
Ulasan dalam al- Qur’an itu berisi tentang proses pembentukan susu, sebagai
berikut: Pertama-tama setelah binatang ternak mengunyah makanannya,
makanan tersebut akan sampai ke lambung dan diolah nutrisinya. Sesudahnya
makanan yang tersisa dan tak bernutrisi akan disalurkan ke saluran pembuangan,
sementara nutrisi akan disalurkan ke dalam aliran darah. [4]
Terakhir, darah yang mengandung
nutrisi ini akan melewati kantung proses kedua. Dengan demikian, maka dipahami
bahwa pada proses pertama air susu terproduksi
dari proses yang ada antara darah dan saluran pembuangan. Hal inilah
yang ditekankan dan disebutkan dalam ayat tersebut di atas, jauh sebelum ilmu
pengetahuan mampu mengemukakan penelitian ini.
2.5. Capung
Teori evolusi Darwin,
yang mencoba menjelaskan kehidupan dengan peristiwa kebetulan, tak mampu
berbicara ketika dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Mustahil bahwa
sistem dalam tubuh capung dapat terbentuk melalui evolusi, yakni pembentukan
tahap demi tahap secara kebetulan. Hal ini dikarenakan bahwa agar suatu makhluk
hidup dapat hidup, semua sistem ini harus ada pada saat yang bersamaan dan
telah lengkap. Capung paling pertama di dunia juga pasti muncul dengan
mekanisme yang sama mengagumkannya dengan yang dimiliki capung zaman sekarang.
Hal ini telah dibuktikan
oleh catatan fosil tentang sejarah alam. Catatan fosil menunjukan bahwa
capung-capung muncul di bumi pada saat bersamaan secara serentak. Fosil capung
tertua yang diketahui ini berusia tiga ratus dua puluh juta tahun. Pada
lapisan-lapisan fosil periode lebih awal, tidak dijumpai sesuatu pun yang
menyerupai seekor capung. Tambahan lagi, sejak pertama kali capung muncul,
catatan fosil menunjukan bahwa ia tidak mengalami evolusi.
Fosil capung tertua
benar-benar sama dengan capung-capung yang hidup sekarang. Antara fosil berusia
seratus empat puluh juta tahun dengan capung masa kini di sebelahnya tidak ada
perbedaan sama sekali. Kenyataan ini sekali lagi membuktikan kekeliruan teori
evolusi sekaligus menunjukan dengan sebenarnya bagaimana capung dan semua
makhluk hidup di dunia ini muncul menjadi ada. Jawabannya adalah Allah SWT,
Tuhan seluruh alam, yang menciptakan semua makhluk hidup, dan masing-masing
dari mereka adalah bukti keberadaannya. Di samping Allah, tidak ada kekuatan
lain yang mampu menciptakan seekor lalat sekali pun. Fakta ini dinyatakan oleh
Allah dalam al-Quran:[5]
$ygr'¯»t â¨$¨Z9$# z>ÎàÑ ×@sWtB (#qãèÏJtGó$$sù ÿ¼ã&s! 4
cÎ) úïÏ%©!$# cqããôs? `ÏB Èbrß «!$# `s9 (#qà)è=øs $\/$t/è Èqs9ur (#qãèyJtGô_$# ¼çms9 (
bÎ)ur ãNåkö:è=ó¡o Ü>$t/%!$# $\«øx© w çnräÉ)ZtFó¡o çm÷YÏB 4
y#ãè|Ê Ü=Ï9$©Ü9$# Ü>qè=ôÜyJø9$#ur ÇÐÌÈ
Artinya : Hai manusia,
telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika
lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah)
yang disembah. (Q.S, al-Hajj, Ayat: 73)
2.6. Nyamuk
Firman Allah :
* ¨bÎ) ©!$# w ÿ¾ÄÓ÷ÕtGó¡t br& z>ÎôØo WxsVtB $¨B Zp|Êqãèt/ $yJsù $ygs%öqsù 4
$¨Br'sù úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä tbqßJn=÷èusù çm¯Rr& ,ysø9$# `ÏB öNÎgÎn/§ (
$¨Br&ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿ2 cqä9qà)usù !#s$tB y#ur& ª!$# #x»ygÎ/ WxsVtB ¢
@ÅÒã ¾ÏmÎ/ #ZÏV2 Ïôgtur ¾ÏmÎ/ #ZÏWx. 4
$tBur @ÅÒã ÿ¾ÏmÎ/ wÎ) tûüÉ)Å¡»xÿø9$# ÇËÏÈ
Artinya : Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu (33). Adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin
bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir
mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?."
dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah (34), dan dengan
perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada
yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.(Q.S, al-Baqarah Ayat:26)
Nyamuk sering dianggap sebagai
makhluk hidup yang biasa dan tidak penting. Namun, ternyata nyamuk itu sangat
berarti untuk diteliti dan dipikirkan sebab di dalamnya terdapat tanda
kebesaran Allah. Inilah sebabnya "Allah tiada segan membuat perumpamaan
berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu”.
Jelaslah bahwa Allah, Tuhan dari langit dan bumi dan
segala sesuatu yang ada di dalamnya,telah menciptakan nyamuk dan manusia, dan
memberikan kemampuan-kemampuan luar biasa dan menakjubkan tersebut kepada
nyamuk.
Segala sesuatu yang ada di langit
dan bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Maha besar dan maha bijaksana.
Kekuasaan dari langit dan bumi adalah miliknya. Ia memberikan hidup dan
menjadikan mati. Ia memiliki kekuasaan atas segala sesuatu."
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ketika Allah memperlihatkan
kuasanya, semua mata pasti terkesima. Alam raya yang sangat luas ini hanya
sepersekian saja dari kekuasaannya. Ciptaannya membuat siapa saja yang
melihatnya terkagum-kagum, selalu ada yang baru dan tak lekang waktu. Semakin
diteliti, semakin banyak yang harus dicari, semakin dicari semakin menumpuk
yang tersembunyi. Di dalam makalah ini, hanya sedikit saja dari
mukjizat al-Qur’an yang dapat kami cantumkan. Namun, kami berharap
semoga dengan membaca makalah ini bisa bermanfa’at bagi kehidupan kita semua.
Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
http://qral-m4ndily.blogspot.co.id/2013/05/hewan-dalam-al-quran.html
Di Akses pada tanggal 10 September 2017 . 19.30
Komentar
Posting Komentar