FUNGSI ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
Makalah
ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Semester III (Tiga)
pada mata kuliah
”MANAJEMEN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN”
Dosen
:
Abdul Hadi Mirza,
M.Pd
DI SUSUN OLEH :
Kelompok V
17030007 Kurniawan
17030001 Agus Fadilah
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NASIONAL LAA ROIBA
SUKAHATI-CIBINONG
BOGOR
2018
DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................................................. 2
Kata
pengantar ..................................................................................................... 3
Bab I ....................................................................................................................
Pendahuluan ....................................................................................................... 4
Bab II ...................................................................................................................
Pembahasan ........................................................................................................ 6
A Definisi manajemen ....................................................................................... 6
B
Fungsi Manajemen ......................................................................................... 7
1 Fungsi Perencanaan .................................................................................... 7
2
Fungsi Pengorganisasian ............................................................................. 9
3 Fungsi Pelaksanaan ..................................................................................... 10
4 Fungsi Evaluasi ........................................................................................... 17
Bab III .................................................................................................................
Penutup .............................................................................................................. 23
A Kesimpulan .................................................................................................... 23
B Saran ............................................................................................................... 23
Daftar
Pustaka ...................................................................................................... 24
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengharapkan puji
syukur kehadirat Allah SWT. Yang maha pengasih dan maha
penyayang,maha pengampun serta maha penerima taubat bagi hamba-hambaNya yang
mau bertaubat dan memohon ampunan-Nya.
Dan mudah-mudahan Allah
SWT melindungi dari kesalahan diri kami dan dari keburukan amal kami, karena
siapa saja yang di sesatkan oleh-Nya maka tidak seorangpun yang bisa memberi
petunjuk baginya dan barang siapa saja yang diberi petunjuk oleh-Nya maka tidak
seorangpun dapat menyesatkannya.
Sholawat dan salam
semoga di limpahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah
menunjukan kita ke jalan yang lurus.
Berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya serta Inayah-Nya pulalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini, sebagai tugas dari Institut Agama Islam Nasional
, pada mata kuliah Manajemen Administrasi Pendidikan.
Kami sampaikan terima
kasih kepada dosen dan semua pihak yang membantu kami dalam proses penyusunan
makalah ini. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Saran dan kritik dari pembaca yang
bersifat membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan makalah berikutnya
dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semuanya. Amin yaa robbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bogor, Oktober 2018
Penyusun
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen
merupakan suatu proses dalam mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena
itu, fungsi manajemen adalah pengendalian pimpinan untuk melaksanakan pekerjaan
yang baik dalam organisasi, Stonner (Atmodiwirio, 2000 : 5). Manajemen adalah
“proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”. Selanjutnya
Terry (Sagala, 2006: 14) menyatakan arti manajemen adalah “suatu proses yang
nyata mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan menyelesaikan sasaran yang telah ditetapkan
dengan menggunakan orang dan sumber-sumber daya lainnya”.
Pengembangan
pengelolaan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan. Menurut
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, BAB I Ketentuan
Umum Pasal 1. Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pada
masa sentralistik pengelolaan
pendidikan tidak mendidik sekolah untuk belajar mandiri baik
dalam hal manajemen kepemimpinan maupun dalam pengembangan institusional,
pengembangan kurikulum, penyediaan sumber belajar, alokasi sumber daya, dan
terutama membangun partisipasi masyarakat untuk ikut memiliki sekolah. Hubungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat dipandang sebagai institusi yang
terpisah-pisah, pihak keluarga, dan masyarakat dipandang tabu untuk ikut campur
tangan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, apalagi sampai masuk ke
wilayah kewenangan profesional para guru.
Manajemen
mancakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh orang yang
mendedikasikan usaha terbaiknya melalui suatu tindakan yang ditentukan
sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan, tentang apa yang harus
dilakukan, menerapkan metode bagaimana melakukannya, memahami bagaimana harus
melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha tersebut.
Manajemen
merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau melalui
orang lain dan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu organisasi. Kombinasi
manajemen dan kepemimpinan yang kuat akan menghasilkan output yang tinggi.
Kepemimpinan akan berhasil bila didukung oleh kemampuan manajemen yang kuat.
Manajemen akan kuat dan mampu mengembangkan oraganisasi bila dijalankan oleh
seorang pemimpin yang kuat.
Dengan
demikian, antara kepemimpinan dan manajemen dalam suatu organisasi termasuk
organisasi sekolah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Keduanya menduduki peranan yang penting dalam rangka mencapai tujuan.
Manajemen
dibutuhkan oleh
semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian
tujuan akan lebih sulit. Ada beberapa
alasan diperlukannya fungsi-fungsi manajemen agar dilaksanakan, diantaranya:
-
Untuk
mencapai tujuan
-
Untuk
menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
Manajemen
pendidikan Islam merupakan manajemen kelembagaan Islam yang bertujuan untuk
menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan pembelajaran.[2]
Selanjutnya,
bahwa di dalam manajemen terdapat beberapa kegiatan yang merupakan fungsi dari
manajemen yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya: fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan (pemberian motivasi dan pengawasan), dan fungsi
evaluasi. Fungsi-fungsi tersebut akan dijabarkan dalan pembahasan secara detail
dan terperinci.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.[3] Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal.[4] Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.[5] Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. [6]
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare
yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda"
yang berasal dari bahasa Latin manus yang berati "tangan".
Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti
"kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti
seni mengendalikan kuda), di mana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa
Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.[7]
George R. Terry dan Leslie W. Rue dalam bukunya Principle
of Management yang dialih-bahasakan oleh
G. A. Ticoalu mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang
ke arah tujuan organisasional. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah
“managing” pelaksanaan, sedang pelaksananya disebut manajer atau
pengelola.[8]
Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan
keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lainnya serta sumber-sumber
lainnya menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan sebelumnya.[9]
Dari beberapa pendapat di atas, maka manajemen dapat
diartikan sebagai suatu proses yang
terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
(penggerakan dan pengendalian/pengawasan), dan evaluasi, yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
B. Fungsi
Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen
dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Manajemen berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yang
meliputi fungsi-fungsi manajemen, yaitu; perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi.
- Fungsi
Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan
atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.
Pada dasarnya merencanakan adalah kegiatan
yang hendak dilakukan di masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Ada tiga
kegiatan dalam setiap perencaaan, diantaranya:
a. Perumusan tujuan yang ingin dicapai
b. Pemilihan program untuk mencapai tujuan
Jenis-jenis
perencanaan pendidikan:
1) Perencanaan makro adalah perencanaan yang
menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai
dan cara-cara mencapai tujuan tersebut pada tingkat nasional.
2) Perencanaan Meso
Kebijaksanaan
yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke dalam
program-program yag berskala kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih
bersifat operasional disesuaikan dengan unit-unit.
3) Perencanaan Mikro
Perencanaan
mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan penjabaran
dari perencanaan tingkat meso. Contoh: kegiatan proses pembelajaran.[11]
Untuk mengembangkan suatu rencana,
seseorang harus mengacu pada masa depan (forecast) atau menentukan
pengaruh pengeluaran biaya dan keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau
hasil akhir; mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir; menyusun
program yakni menetapkan prioritas dan urutan strategi; anggaran biaya atau
lokasi sumber-sumber; menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru; dan
mengembangkan kebijakan-kebijakan berupa aturan dan ketentuan.
Dalam kerangka manajemen sekolah,
perencanaan bermakna bahwa kepala sekolah bersama timnya harus berpikir untuk
menentukan sasaran-sasaran dikaitkan dengan kegiatan mereka sebelumnya. Untuk
menjamin pencapaian hasil akhir dari perencanaan, kepala sekolah harus berpijak
pada data yang cermat dan akurat. Rencana memberikan arah sasaran bagi
organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut.
Selain itu, rencana memungkinkan:
a.
Sekolah
dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuannya;
b.
Anggota
organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara konsisten dengan tujuan
dan prosedur yang telah dipilih; dan
c.
Kemajuan
ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan perbaikan dapat
diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.
- Fungsi
Pengorganisasian
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing).
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa: “Pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang,
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu
guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan
pengorganisasian: “… as the act of planning and implementing organization
structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry
out plans and acommplishment organizational obtective”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa
pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana
yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting
untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus
jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Ernest Dale seperti dikutip oleh Nanang Fattah
mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu: (a) pemerincian
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi; (b)
pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat
dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme
untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu
dan harmonis.[12]
Pengorganisasian adalah suatu proses
pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan
anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Kepala
sekolah harus dapat mempunyai kemampuan menentukan jenis program yang
dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang dimilikiuntuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Kepala sekolah harus dapat membimbing, menatur, mempengaruhi,
menggerakkkan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas kependidikan di
lembaga sekolah agar berjalan teratur, penuh kerjasama.[13]
Meliputi kegiatan-kegiatan membentuk atau
mengadakan struktur organisasi baru untuk menghasilkan produk baru; dan menetapkan
garis hubungan kerja antara struktur yang ada dengan struktur baru, merumuskan
komunikasi dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi kedudukan dan menyusun
kualifikasi tiap kedudukan yang menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh
organisasi yang ada atau diperlukan orang lain yang mempunyai keterampilan
khusus.[14]
- Fungsi
Pelaksanaan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses
manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada
kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan
bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para
anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan terdiri dari staffing
dan motivating. Pada tahap staffing bertujuan untuk menentukan
keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan
pengembangan tenaga kerja. Sedangkan pada tahap motivating kegiatan ini
mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.[15]
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)
ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu
jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan
tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh
problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas
tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antarteman
dalam organisasi tersebut harmonis.
Dalam rangka pencapaian tujuan ada lima
kombinasi fungsi fundamental yang paling umum. Kombinasi tersebut dibaca dari
atas ke bawah akan terlihat A terdiri dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan
pengawasan (controlling). B terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
memberi motivasi (motivating), dan pengawasan. C terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan (directing)
dan pengawasan. D terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi
pengarahan, pengawasan, inovasi dan memberi peranan. E terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi, pengawasan, dan koordinasi.[16]
Suatu hal yang menarik perhatian bahwa
tiap kombinasi ada tiga fungsi yang sama, yakni (a) perencanaan, (b)
pengorganisasian, dan (c) pengawasan.
Ada perbedaan tentang fungsi-fungsi lainnya. Misalnya, apakah harus
memasukkan actuating atau motivating ke dalam kombinasi tersebut
atau dikeluarkan sama sekali dan justru memasukkan fungsi staffing dan directing ke dalamnya. Ada
yang berpendapat bahwa staffing sudah merupakan bagian dari organizing dan directing adalah bagian dari actuating atau
motivating, dan seperti dipelihatkan dalam gambar di atas, ada juga yang
berkeyakinan bahwa innovating,
refresenting, dan coordinating merupakan fungsi-fungsi yang fundamental.[17]
Fungsi manajemen yang dikemukakan oleh
para ahli tidak sama. Hal ini disebabkan latar belakang mereka, pendekatan yang
dilakukan tidak sama. Untuk bahan perbandingan tentang fungsi-fungsi manajemen
menurut ahli manajemen sebagai berikut:[18]
G. R. Terry
|
John F. Mee
|
Louis A. Allen
|
MC. Namara
|
1. Planning
|
Planning
|
Leading
|
Planning
|
2. Organizing
|
Organizing
|
Planning
|
Programming
|
3. Actuating
|
Motivating
|
Organizing
|
Budgeting
|
4.
Controling
|
Controling
|
Controlling
|
System
|
Henry Fayol
|
Harold Koontz & Cyril O’Donnel
|
Dr. S. P. Siagian
|
Prof. Drs. Oey Liang Lee
|
1. Planning
|
Planning
|
Planning
|
Perencanaan
|
2. Organizing
|
Organizing
|
Organizing
|
Pengorganisasian
|
3. Commanding
|
Staffing
|
Motivating
|
Pengarahan
|
4. Coordinating
|
Directing
|
Controlling
|
Pengkordinasiaan
|
5. Controlling
|
Controlling
|
Evaluating
|
Pengontrolan
|
W. H. Newman
|
Luther Gullick
|
Lyndall F. Urwick
|
John D. Millet
|
1. Planning
|
Planning
|
Forecasting
|
Directing
|
2. Organizing
|
Organizing
|
Planning
|
|
3. Assembling Resources
|
Staffing
|
Organizing
|
Facilitating
|
4. Directing
|
|||
5. Controlling
|
Directing
|
Commanding
|
|
6. _________
|
Coordinating
|
Coordinating
|
|
7.
_________
|
Reporting
|
Controlling
|
Dari fungsi-fungsi manajemen di atas,
tampak bahwa ada kesamaan pandangan tentang fungsi manajemen. Untuk menjabarkan
makna dari fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
1.
Planning
adalah menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning
mancakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan
alternatif-alternatif keputusan.
2.
Organizing
mencakup: (a) membagi komponen-komponen
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, (b)
membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut
dan (c) menetapkan wewenang di antara
kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian berhubungan erat dengan manusia, sehingga penugasannya di unit-unit
organisasi dimasukkan bagian dari unsur organizing. Ada yang tidak
berpendapat demikian, justru memasukkan staffing sebagai fungsi utama.
3.
Actuating mencakup
penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi
penghargaan, memimpin, mengembangkan memberi kompensasi kepada mereka.
4.
Motivating merupakan kata yang lebih disukai oleh beberapa pihak daripada kata actuating.
Ada yang beranggapan bahwa kedua kata tersebut adalah sama. Motivating
berkonotasi emosional dan irrasional. Actuating bersifat motivasional dan
mencakup lebih banyak formulasi formal dan rasional.
5.
Staffing mencakup
mendapatkan, menempatkan dan mempertahankan anggota pada posisi yang dibutuhkan
oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan.
6.
Directing mencakup
pengarahan yang diberikan kepada bawahan sehingga mereka menjadi pegawai yang
berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan.
7.
Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan
dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanan kegiatan dievaluasi dan
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan
dapat tercapai dengan baik.
8.
Innovating mencakup pengembangan gagasan-gagasan baru, mengkombinasikan pemikiran baru
dengan yang lama, mencari gagasan-gagasan dari kegiatan lain dan
melaksanakannya.
9.
Representing mencakup pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota resmi dari sebuah
perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah, kalangan swasta, bank,
penjual, langganan dan kalangan luar lainnya.
10. Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha
individu yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka, sehingga
dapat diambil tindakan yang serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan.[19]
Pada dasarnya para ilmuan sepakat bahwa keseluruhan
fungsi-fungsi manajerial dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi-fungsi
organik dan fungsi-fungsi penunjang. Fungsi organik adalah keseluruhan fungsi
utama yang mutlak perlu dilakukan oleh para manajer dalam rangka pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi
organik tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dasar atau strategi
organisasi yang telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar dalam
bertindak. Fungsi-fungsi tersebut seperti digambarkan di atas. Sedangkan
fungsi-fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh
orang-orang atau satuan-satuan kerja dalam organisasi dan dimaksudkan mendukung
semua fungsi-fungsi organik para manajer.[20]
Contoh
kegiatan manajemen sekolah;
Manajemen
peserta didik
PERENCANAAN
|
PENGORGANISASIAN
|
PELAKSANAAN
|
EVALUASI
|
Perencanaan
daya tampung
|
Pengelompokkan
peserta didik
berdasarkan pola
tertentu
|
Pembinaan
kedisiplinan
|
vPemantauan
peserta didik
|
Perencanaan
penerimaan
peserta didik baru
|
Pencatatan
kehadiran peserta
didik
|
Penilaian
peserta didik
|
|
Penerimaan
peserta didik baru
|
Pengaturan
perpindahan
peserta didik
|
||
Pengaturan
kelulusan peserta
didik
|
Contoh
kegiatan manajemen sekolah;
Manajemen
kurikulum
PERENCANAAN
|
PENGORGANISASIAN
|
PELAKSANAAN
|
EVALUASI
|
Analisis materi
Pelajaran
|
Pembagian tugas
Mengajar
|
Pengaturan
pelaksanaan
kegiatan tahun
ajaran baru
|
Supervisi
pelaksanaan
pembelajaran
|
Penyusunan
kalender
pendidikan
|
Penyusunan jadwal
pelajaran
|
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
|
Evaluasi
proses dan
hasil proses pembelajaran
|
Penyusunan
program tahunan
dan semesteran
|
Penyusunan jadwal
kegiatan perbaikan
|
||
Penyusunan
satuan pelajaran
Penyusunan RPP
|
Penyusunan jadwal
kegiatan pengayaan
|
||
Penyusunan jadwal
kegiatan
ekstrakurikuler
|
- Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi sama pentingnya dengan
fungsi-fungsi manajemen lainnya yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemantauan, dan pengendalian. Terkadang fungsi pemantauan dan fungsi evaluasi
sulit untuk dipisahkan. Fungsi manajemen puncak misalnya meliputi semua fungsi
dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering
dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau
temu muka baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus
lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen,
fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi
pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di
samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen,
evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama
setiap kali.
Evaluasi adalah proses pengumpulan dan
analisis data secara sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan
keputusan, GAO (1992:4). Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka
efektifitas pelaksanaan kegiatan organisasi. Menurut Departement of Health & Human Service, evaluasi adalah proses
untuk mengumpulkan informasi. Sebagaimana dengan proses pada umumnya, evaluasi
harus dapat mendefinisikan komponen-komponen fase dan teknik yang akan
dilakukan.
Menurut W. Dunn, istilah evaluasi
mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing menunjukkan pada aplikasi
beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah
evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran, pemberian angka, dan penilaian
kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti
yang lebih spesifik. Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai
nilai atau manfaat hasil kebijakan.
Pengertian lain dikemukakan oleh Peter
H. Rossi (1993:5) menyebutkan bahwa evaluasi merupakan aplikasi penilaian
yang sistematis terhadap konsep, desain, implementasi, dan manfaat aktivitas
dan program dari suatu organisasi. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk
menilai dan meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi organisasi yang
pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis,
pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi atas permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan
melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi
kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja.
1. Tujuan Evaluasi
Tujuan
dilaksanakannya evaluasi diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan aktivitas dan program organisasi
b. Untuk memperbaiki kebijaksanaan
pelaksanaan program dan perencanaan program yang akan datang
c. Untuk mengembangkan program-program dan
teknik baru bagi peningkatan kinerja
d. Untuk mengadakan perencanaan kembali yang
lebih baik dari suatu program
e. Untuk meningkatkan efektivitas manajemen
pelaksanaan kegiatan
Secara
umum, pentingnya perlu dilakukan evaluasi seperti berikut:
a. Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen
b. Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan
balik bagi perbaikan
c. Karena evaluasi akan dapat menghindarkan
organisasi dari mengulangi kesalahan yang sama
d. Karena evaluasi akan dapat menemukan dan
mengenali berbagai masalah yang ada di dalam organisasi dan mencoba mencari
solusinya.
2.
Klasifikasi Evaluasi
Klasifikasi
evaluasi dapat dilakukan berdasarkan pada:
a. Apa yang dievaluasi
b. Tujuan evaluasi
c. Fokus evaluasi
d. Pendekatan evaluasi
e. Orientasinya
Berdasarkan
apa yang dievaluasi, evaluasi dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok:
a.
Evaluasi
kegiatan
b.
Evaluasi
program
c.
Evaluasi
kebijakan
d.
Evaluasi
pengelolaan kebijakan
e.
Evaluasi
pengelolaan sumber daya manusia
f.
Evaluasi
terhadap sistem dan governance
g.
Evaluasi
terhadap struktur, mekanisme, dan prosedur
h.
Evaluasi efisiensi, efektifitas, kehematan,
dan kelayakan
Penggolongan
evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi dapat meliputi:
1.
Evaluasi
untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk mempelajari fakta dan kemungkinan
perbaikannya, untuk meningkatkan akuntabilitas, dan meningkatkan kinerja
2.
Goal free evaluation atau
evaluasi untuk mencari peluang perbaikan yang tidak ditetapkan terlebih dahulu
Berdasarkan
fokus evaluasinya, evaluasi dapat dibagi ke dalam lima kelompok:
a. Input Evaluation
Evaluasi
input yaitu evaluasi untuk menilai suatu program yang belum atau akan
dilaksanakan
b. Process Evaluation
Evaluasi
proses yaitu evaluasi untuk menilai proses atau kegiatan
c. Output Evaluation
Evaluasi
output yaitu evaluasi untuk menilai hasil kegiatan program
d. Impact Evaluation
Evaluasi
dampak yaitu evaluasi untuk menilai dampak dari hasil pelaksanaan program
Berdasarkan
pendekatannya, evaluasi dapat dibagi ke dalam;
a. Evaluasi semu
Evaluasi
semu adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan atau metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya tanpa berusaha untuk
menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap
individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.
b. Evaluasi formal
Evaluasi
formal adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut
atas daasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh
pembuat kebijakan.
c. Evaluasi keputusan teoritis
Evalusi
keputusan teoritis adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid mengenai
hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku
kebijakan
Berdasarkan orientasinya, evaluasi dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1. Evaluasi yang proaktif (proactive evaluation)
Evaluasi
proaktif ini dapat dilakukan sebelum suatu kebijakan/program ditetapkan
2. Evaluasi yang klarifikatif (clarificative evaluation)
Evaluasi
klarifikatif ini berfokus pada klarifikasi struktur internal dan fungsi dari
suatu program dan kebijakan
3. Evaluasi interaktif (interactive evaluation)
Evaluasi
intreaktif ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi atas implementasi
program
4. Evaluasi monitoring (monitoring evaluation)
Evaluasi
monitoring ini sangat tepat digunakan ketika program sudah dalam pelaksanaan.
Evaluasi ini sudah melibatkan pengembangan sistem untuk pemantauan kemajuan
program
5. Evaluasi dampak (impact evaluation)
Evaluasi
ini digunakan untuk menilai hasil dan dampak program yang sudah mapan. Evaluasi
ini dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang penghargaan atau
kemanfaatan program. Evaluasi ini disebut juga evaluasi sumatif.[21]
Dalam fungsi-fungsi manajemen, idealnya
evaluasi dilaksanakan tergantung dari jangka waktu perencanaan. Misalnya,
apabila ada yang tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka dalam fungsi
pengendalian dan pengawasan fungsi evaluasi tersebut dapat langsung dilaksanakan.
Evaluasi Ujian Nasional (UN) pada suatu lembaga sekolah bukan terletak pada ujiannya,
tetapi sebagai salah satu tolak ukur pada akreditasi sekolah.
Apabila fungsi-fungsi di atas sudah
terlaksana, cara mengevaluasi menggunakan analisis SWOT, sedangkan untuk
melihat tingkat keberhasilannya dengan menggunakan indikator keberhasilan.
Analisis SWOT melihat dari PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagai berikut:
1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian
Analisis SWOT disempurnakan pada PP No 32
tahun 2013 dengan melihat dari faktor-faktor internal dan eksternal sekolah,
diantaranya:
1. Strength (kekuatan)
2. Weakness (kelemahan)
3. Opportunity (peluang)
4. Treath (ancaman,
tantangan)
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Manajemen dapat
diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengendalian/pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya.
Di dalam manajemen
terdapat beberapa kegiatan yang merupakan fungsi dari manajemen yang harus
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien, diantaranya:
1. fungsi perencanaan (planning)
2. fungsi pengorganisasian (organizing)
3. fungsi pelaksanaan (actuating)
4. fungsi evaluasi (evaluating).
- Saran
Penulis berharap
kepada seluruh pihak yang mempunyai komitmen terhadap pengembangan
ilmu kiranya dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat ilmiah dan
konstruktif guna melengkapi makalah yang penulis yakin masih sangat jauh dari
kesempurnaan.
Semoga pembahasan makalah ini tentang fungsi-fungsi dari manajemen dapat menambah
wawasan dan membuat organisasi/lembaga mencapai
mencapai tujuan,
dapat
menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, serta
mencapai efisiensi dan efektivitas dari lembaga/organisasi tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
George R. Terry dan Leslie W. Rue. (1999). Dasar-dasar
Managemen, Priciple of Management (Dasar-dasar Manajemen) terj. G. A.
Ticoalu, Cet. VI. Jakarta: Bumi Aksara
_______. (2012). Dasar-dasar Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara
H. Malayu S. P. Hasibuan. (2004). Manajemen Dasar,
Pengertian, dan Masalah, .Edisi Revisi. Cet.
III; Jakarta: Bumi Aksara
Muwahid Shulhan dan Soim. (2013). Manajemen Pendidikan Islam.Yogayakarta: Teras
Nanang Fattah. (2004).
Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik. (2003).
Manajemen Pendidikan dan Latihan. Bandung: Y.P.
Pemindo
Oxford Dictionary
Robbins, dkk. (2007). Management. Cet. VIII. New
York: Prentice Hall
Richard Barrett. (2003). Vocational Business: Training,
Developing, and Motivating People
R. Griffin. (2006). Business Cet. VIII. New York: Prentice Hall
T. Hani Handoko. (1995).
Manajemen.
Yogyakarta: BPFE
Sondang P. Siagian. (2002). Fungsi-fungsi
Manajerial, Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara
Sudarwan Danim dan Suparno. (2009).
Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan.
Jakarta: Rineka Cipta
http://dinazainuddin.blogspot.com/2013/01/makalah-evaluasi.html
[5] Richard Barrett, Vocational Business: Training, Developing and Motivating
People (t.t.: t.p., 2003), hlm. 51.
[8] George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar
Managemen, Priciple of Management (Dasar-dasar Manajemen) terj. G. A.
Ticoalu, (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 1999) hlm. 1.
[10]
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 49.
[13] Sudarwan Danim dan
Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 9.
[15] George R.
Terry dan Leslie W. Rule, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hlm. 9.
[16] George R. Terry, Guide
to Menagement (Prinsip-prinsip Manajemen), terj. J. Smith D.E.M
(Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 16.
[18] H. Malayu S. P.
Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi (Cet.
III; Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 38.
[20] Sondang P.
Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara,
2002), hlm. 43-44.
Komentar
Posting Komentar